Salam..
Semoga kamu selalu dalam keadaan bahagia ya teman. Aku memanggilmu dengan sebutan teman tapi sebenarnya aku malu karena takut kau sudah tidak menganggapku sebagai temanmu. Tapi meski begitu aku tetap akan memanggilmu seperti ini karena kita memang sudah bersahabat dari sejak kecil. Meski sekarang mungkin kamu sudah melupakanku, tapi aku tetap akan selalu mengingatmu kok. bahkan aku selalu terus berusaha menjagamu tanpa kau sadari.
Hey teman lama…
Aku memanggilmu teman lama, sebenarnya dengan berat hati. Karena sesungguhnya aku masih ada disekitarmu, hanya saja kamu hampir tidak pernah menyapaku lagi. Entah apa yang terjadi denganmu. Apa kamu sudah punya teman baru? Dia yang selalu bersamamu kemanapun kamu pergi, dia yang lebih modis, dia yang lebih trendi, tentu kamu akan bangga jika bersamanya ketimbang diriku. Bahkan dalam 24 jam kamu tidak mungkin bisa berpisah dengannya. Saat matamu terbuka dan memulai hari, dia lah yang kamu cari dan peduli terlebih dahulu. Sebenarnya aku cemburu tapi apalah dayaku yang hanya teman lamamu yang kuno dan tidak modis.
Teman lama, sebenarnya aku rindu bisa menyapamu lagi. Bisa menggenggam tanganmu yang hangat. Rindu berpergian bersamamu lagi. Aku rindu saat-saat itu. Tidakkah kamu ingat saat kecil, saat sore hari kau kembali dari harimu yang lelah setelah seharian menghabiskan waktumu dengan bermain, aku menunggumu dirumah. Menunggumu bersiap-siap, mandi, memakai pakaian yang pantas, lalu menggandengku bersama kita menuju surau atau musholla.
Aku rindu saat-saat itu… tapi aku tidak yakin kamu merasakan kerinduan yang sama. Tapi meski begitu aku tetap menunggumu disini, menunggumu kembali dan menggenggamku lagi.
Saat-saat menyenangkan ketika engkau masih kecil dan saat-saat kau menggenggamku dengan ceria setiap sore, semuanya telah sirna dan menjadi kenangan. Aku kau tinggalkan berdebu dan usang. Tersembunyi ditempat terkumuh dirumahmu atau dikamarmu. Jangankan menggenggamku lagi, menoleh atau menyapaku saja sudah tidak kamu lakukan,bahkan kau pasti lupa kapan terakhir kali kau menyapaku haha. Setidaknya sapalah aku, atau paling tidak jangan biarkan aku berbedu dan lusuh seperti ini.
wahai sahabat lamaku, suatu saat aku ingin menjadi temanmu di alam kubur nanti. Aku ingin menjadi teman dan tameng untukmu dari siksa kubur kelak. Karena aku temanmu dan itulah yang memang seharusnya seorang teman lakukan untuk temannya, kan?
Aku ingin menjadi saksi untuk membelamu kelak dihadapan Allah jika teman barumu semua orang mencelamu, sahabat lamaku.
Untuk itu aku ingin persahabatan kita tetap kekal sampai akhirat nanti, aku yang akan menjadi temanmu dan menjagamu serta menerangimu dari gelapnya alam kubur, tenang saja.
Sahabat lamaku, sekarang sudah ingatkah kamu, siapa aku?
Carilah, dan genggam aku lagi dan jangan pernah melepaskan genggamanmu. Aku masih menunggumu kembali.
Dari teman lamamu yang kau lupakan, Al-qur’an