Andai Saja…

Salam..

Semoga kamu selalu dalam keadaan bahagia ya teman. Aku memanggilmu dengan sebutan teman tapi sebenarnya aku malu karena takut kau sudah tidak menganggapku sebagai temanmu. Tapi meski begitu aku tetap akan memanggilmu seperti ini karena kita memang sudah bersahabat dari sejak kecil. Meski sekarang mungkin kamu sudah melupakanku, tapi aku tetap akan selalu mengingatmu kok. bahkan aku selalu terus berusaha menjagamu tanpa kau sadari.

Hey teman lama…
Aku memanggilmu teman lama, sebenarnya dengan berat hati. Karena sesungguhnya aku masih ada disekitarmu, hanya saja kamu hampir tidak pernah menyapaku lagi. Entah apa yang terjadi denganmu. Apa kamu sudah punya teman baru? Dia yang selalu bersamamu kemanapun kamu pergi, dia yang lebih modis, dia yang lebih trendi, tentu kamu akan bangga jika bersamanya ketimbang diriku. Bahkan dalam 24 jam kamu tidak mungkin bisa berpisah dengannya. Saat matamu terbuka dan memulai hari, dia lah yang kamu cari dan peduli terlebih dahulu. Sebenarnya aku cemburu tapi apalah dayaku yang hanya teman lamamu yang kuno dan tidak modis.

Teman lama, sebenarnya aku rindu bisa menyapamu lagi. Bisa menggenggam tanganmu yang hangat. Rindu berpergian bersamamu lagi. Aku rindu saat-saat itu. Tidakkah kamu ingat saat kecil, saat sore hari kau kembali dari harimu yang lelah setelah seharian menghabiskan waktumu dengan bermain, aku menunggumu dirumah. Menunggumu bersiap-siap, mandi, memakai pakaian yang pantas, lalu menggandengku bersama kita menuju surau atau musholla.

Aku rindu saat-saat itu… tapi aku tidak yakin kamu merasakan kerinduan yang sama. Tapi meski begitu aku tetap menunggumu disini, menunggumu kembali dan menggenggamku lagi.

Saat-saat menyenangkan ketika engkau masih kecil dan saat-saat kau menggenggamku dengan ceria setiap sore, semuanya telah sirna dan menjadi kenangan. Aku kau tinggalkan berdebu dan usang. Tersembunyi ditempat terkumuh dirumahmu atau dikamarmu. Jangankan menggenggamku lagi, menoleh atau menyapaku saja sudah tidak kamu lakukan,bahkan kau pasti lupa kapan terakhir kali kau menyapaku haha. Setidaknya sapalah aku, atau paling tidak jangan biarkan aku berbedu dan lusuh seperti ini.

wahai sahabat lamaku, suatu saat aku ingin menjadi temanmu di alam kubur nanti. Aku ingin menjadi teman dan tameng untukmu dari siksa kubur kelak. Karena aku temanmu dan itulah yang memang seharusnya seorang teman lakukan untuk temannya, kan?

Aku ingin menjadi saksi untuk membelamu kelak dihadapan Allah jika teman barumu semua orang mencelamu, sahabat lamaku.
Untuk itu aku ingin persahabatan kita tetap kekal sampai akhirat nanti, aku  yang akan menjadi temanmu dan menjagamu serta menerangimu dari gelapnya alam kubur, tenang saja.

Sahabat lamaku, sekarang sudah ingatkah kamu, siapa aku?
Carilah, dan genggam aku lagi dan jangan pernah melepaskan genggamanmu. Aku masih menunggumu kembali.

 

Dari teman lamamu yang kau lupakan, Al-qur’an

Tak Seperti Biasanya

Sekian lama ngga nulis. Berdebu. Haha

Biasanya gue nulis karena emang pengen nulis sesuatu. Tapi kali ini gue nulis, pertama kalinya bukan karena ingin menulis. Tapi hanya karena bingung mau cerita ke siapa juga. Dan siapa juga yang bisa diajak  cerita ~ 

Akhirnya stuck disini. Masalah begitu banyak. Bukan karena ga bisa menyelesaikan. Tapi entah kenapa gue jadi lebih sering menjauh dari masalah sekarang. Tidak seperti biasanya yang selalu menantang masalah. Entahlah, mungkin gue sedang di titik jenuh. 

Tidak seperti biasanya yang semangat memimpin, mengolah sistem, memerintah. Di organisasi gue berantakan akhirnya sebagai leader. Di komunitas juga hampir tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Untung ada jek yang back up sih. Tapi asa gimana gitu. Ngga ada semangat sama sekali hahaha 

Yang gue takutkan adalah disaat-saat “kosong” gini iblis datang malah nguji dengan jatuh cinta. Naudzubillah sih. Meski kata orang jatuh cinta bisa bikin semangat. Kaya menemukan alasan untuk tersenyum gitu. Dengan melihat  chat nya doi gitu. Tapi masa harus gitu sih.. aduufh . Jangan sampe lah yah . Gue udah coba maen game, sampe me-time kemaren di bandung dua hari sendirian. Jadi mendingan sih. Tapi tidak mengembalikan gue seperti semula juga.

Mencoba nanya ke diri sendiri “gue kenapa ya?” , jawabannya yaa gue ga kenapa-napa. Tidak ada yang salah. Tapi kenapa justru seperti tidak ada yang benar. 

Pengen cerita sih sebenarnya. Cuma  gue terlalu malas untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan sepertinya orang-orang sekitar juga sedang sibuk dengan urusan masing-masing sih. Biasanya gue maen musik untuk mengurangi. Cuma gitarnya lagi jauh dan malas ngambil wkwk jadi gue nulis ajalah. 

Gila ini pertama kali gue nulis kaya gini. Mungkin sedang tidak baik-baik saja cuma gue yang deny hahaha . Nanti kalo udah sadar juga bakal gue hapus ini. 

Ini gue benar-benar jadi kaya gue baru lulus SMA dulu. Apatis, diam, cuek, tidak peduli dengan apapun, ga ada temen, sendirian mulu. Menyedihkan.

Semoga gath-8 bisa ada sesuatu yang bikin semangat. Apapun! Gue harus cari semangat itu. Semoga bisa ketemu orang yang bisa bangkitin semangat lah. Siapapun dia. gue butuh. Tolong ya Tuhan jadikan seseorang di gath-8 nanti semangat buat gue gitu. 

See you.. tahan sedikit lagi. Jangan sampe gath-8 mahmuda yang dulu malah bangkit dan menguasai diri lu lagi men. Lu bisa merusak acara gath nya wkwkw bismillah~

Rindu, Galaksi, dan Bulan Sabit

Kau tahu, ada beberapa kejadian alam yang sangat jarang terjadi. Mungkin puluhan bahkan ratusan tahun baru bisa terjadi sekali.
Seperti peristiwa alam yang langka terjadi beberapa waktu yang lalu. Yaitu matahari dan bulan berada dalam satu garis lurus. Bertemu sehingga menghasilkan gerhana matahari total.
Atau seperti komet hartley dan kopff yang hanya muncul 6 tahun sekali. Atau komet yang terdapat dalam lukisan Ludwig von reichenbach yang bercerita tentang komet yang hanya muncul dalam jutaan tahun sekali.

Namun ada satu peristiwa yang muncul baru-baru ini. Bisa disebut peristiwa alam bisa juga tidak. Saat kau menatap langit malam dan tidak sengaja melihat bulan sabit yang berwarna orange. Orange!
Aku mengatakan tidak sengaja… karena memang ada alasannya.‎
Aku tidak tahu ini benar adanya atau tidak. Tapi beberapa orang mengaku pernah melihatnya. Meski belum bisa dibuktikan secara ilmiah, karena… Mustahil bulan sabit berwarna orange! Tidak mungkin.
Tapi setelah ditelusuri, ternyata memang landasan sugesti orang yang melihat fenomena ini memang sesuatu yang tidak logis. Hahaha
Karena hanya mereka yang sedang merasakan rindu yang teramat sangat dalam dan parah yang bisa melihat fenomena ini.

Mungkin seperti beberapa puisi yang mengatakan bahwa hujan itu berirama, dia bersenandung yang hanya dapat didengar oleh orang-orang yang merasakan rindu~
*iyaa.. oke :v

Berarti sebenarnya fenomena alam “bulan sabit orange” ini memang ada, hanya saja kau harus menggunakan teori metafisika untuk bisa melihat dan memahaminya. Layaknya hal-hal yang berbau mistis. Mereka ada, hanya saja di luar nalar dan logika. Jika ingin mengetahuinya, maka gunakanlah teori “logika terbalik” dalam ilmu metafisika.

Tulisan ini hanya refleksi aja siih~
Karena beberapa teman ada yang bilang “gue pernah liat bulan sabit warna orange:’)” yang sebenarnya tidak ada hal seperti itu.. but wait a moment…

Itu semua hanya opini, dan sekarang aku juga sudah bisa melihat dan memahami. Ternyata benar adanya bulan sabit berwarna orange tuh ~‎
Berarti…

***
Malam itu aku entah mengapa merasa tidak betah berada di kamar. Hal yang sangat jarang terjadi untuk seorang introvert sepertiku. Mengurung diri sendirian di dalam kamar adalah surga bagiku. Tapi entah kenapa malam ini aku hanya.. tidak ingin saja.

Berjalan di malam hari menuju ke taman di dekat rumah. Taman yang ramai ketika sore hari dengan anak-anak kecil, kini berbalik keadaannya. Sepi, sunyi, hanya suara angin dan cahaya lampu serta beberapa ayunan dan alat bermain. “Tentu saja Sepi, sekarang jam 22:00” Aku menggerutu di dalam hati.

Sambil menggenggam handphone, Aku duduk di salah satu ayunan kosong dan berkali-kali menatap layar handphone. Berharap ada chat atau pesan darimu.
*Oke. Baiklah*, adalah chat terakhir darimu.
Aku mungkin terlalu gengsi dan malu jika harus menyapa lebih dulu atau membuka obrolan. Dan konsekuensinya adalah rasa rindu yang meletup-letup seperti popcorn inilah yang akan ku rasakan.

*Hey… bagaimana kerjaanmu hari ini*
“Aaah tidak-tidak… Aku tidak boleh menyapanya duluan” Lalu menghapus chat.
*hey… Aku merindukanmu, apa kau sangat sibuk hari ini? Bagaimana pekerjaanmu?*
“mana mungkin… Aku tidak akan menyapanya duluan” Lalu menghapus lagi tulisan di kolom chat tersebut.
Bimbang. Iyaa.. Dan mungkin sedikit menyiksa.

Aku hanya menatap layar chat whatsapp-mu yang bertuliskan “Aira – online”
Ingin mengetik sesuatu namun tidak tahu harus menulis apa.

*whatsapp call*
“Hah? Aira nelpon” dan langsung dimatikan panggilannya. Berselang beberapa saat ada chat masuk dari aira.
“Maaf Gre.. Aku tidak sengaja menekan tombol telpon whatsapp tadi hehe”

“Mana mungkin.. kau hanya bisa tidak sengaja menekan tombol telpon di atas layar itu hanya ketika kau sedang melihat layar chatku” pikirku mulai ke pede-an

“Ohh.. gitu. Iya ngga apa-apa haha”
Aku mengetik dan mengirimnya ke aira. Dan hanya ditandai dengan ceklis dua. Yang artinya pesannya sudah dibaca tapi tidak direspon.
Aku mungkin terlalu takut untuk bersikap senang atau ceria saat ngobrol di chat whatsapp. Meski itu menyakitkan, tapi menurutku itu lebih baik.

Menikmati hal-hal seperti ini. Menunggu, berkali-kali menatap layar handphone berharap ada tulisan typing, tapi tetap nihil.
“Harusnya aku langsung membuka obrolan tadi..hhh” sambil kesal aku menggerutu.

Dibawah bulan sabit yang berwarna orange ini, Iya. Bulan sabit yang kulihat dipojok langit malam ini entah kenapa berwarna orange.

“Apa aku disini saja sendiri sampai pagi? Ahhh.. kenapa aku bisa serius seperti ini. Padahal diawal aku sudah berjanji untuk biasa saja” gumamku dalam hati.

Malam semakin larut, hanya suara langkah kakiku yang bisa kudengar. Hening. Benar-benar perbuatan angin malam berhembus menyejukkan, tapi perasaan gundah ini tidak bisa terbendung. Rasanya seperti ingin bertemu sampai hampir-hampir ingin menangis.
“Harus menunggu sampai berapa lama agar kita bisa bertemu, Aira” gumamku sambil menatap bulan sabit berwarna orange yang tanpa awan di sekitarnya. Masih terus terdiam dan menunggu ditempat itu tanpa bergerak sedikitpun.

“Apa aku harus seperti bulan sabit itu? Setidaknya kau kan bisa tinggalkan pesan untukku jika tidak ingin diganggu”

***

Iya udah lama ngga nulis hahaha
Ini salah satu flash fiction yang muncul sambil melihat bulan sabit berwarna orange. /manaada._.‎

Celotehan Sumbang Seorang “Kaichou”

Kemarin kita baru saja melewati salah satu dari rangkaian event jepang terbesar di jakarta dalam satu tahun. Ennichisai di little Tokyo Indonesia (blok m).
Event ini digelar dua hari. Sabtu dan minggu. Tapi aku memilih hari kedua sebagai hari dimana IOC datang bersama-sama.
Tapi aku tetap datang dari hari pertama. Alasannya ya, hari pertama aku ingin menikmati event aja agar hari kedua bisa fokus sama IOC aja seharian. Tapi ternyata itu hanyalah omong kosong setelah aku bertemu dengan rombongan IOC eps. Man 6 disana. Hahaha ~ lupakan soal menikmati event.

Dan berselang beberapa jam kemudian aku bertemu dengan beberapa member IOC lainnya yang juga ternyata memikirkan apa yang aku bilang di atas. Mereka ingin datang day 1 agar day 2 bisa fokus sama IOC. Akhirnya kita pun ketemu dan berkumpul sekitar lima belas orang lebih. Sepertinya aku memang tidak ditakdirkan untuk bisa berpisah dari orang-orang ini~

Ennichisai…
Hmm.. iyaa ini adalah event pertama dimana aku membuat komunitas ini. Islamic Otaku Community. Dua tahun yang lalu, di tempat yang sama, aku bertemu beberapa member IOC yang kelak menjadi para kapten.
‎Dua tahun yang lalu, aku masih sendiri ke ennichisai. Benar-benar sendiri. Jek pun tidak bersamaku waktu itu. Dia datang tapi kami tidak bertemu.

‎Duduk diatap dan menanti kembang api bersama puluhan member IOC, padahal dulu aku hanya sendiri menunggu kembang api. Karena memang kembang api adalah salah satu bagian yang paling dinanti-nanti di setiap festival musim semi ini.

Tidak terasa sudah dua tahun yah. Ennichisai adalah kanvas putih pertama dan IOC sebagai kuasnya. Dua tahun yang lalu ditempat ini aku mulai melukiskan mimpi-mimpi di kanvas putih ini.
Tidak terasa sudah dua tahun yah. Kita yang dulunya selalu keliling untung merekrut member, berjalan keliling-keliling untuk mencari hijab cosplay. menawarkan sebuah komunitas hijab cosplay, tapi yang menawarkannya malah seorang pria. Aneh.

Tidak terasa sudah dua tahun yah. Dulu yang kalo berangkat ke event hanya sendirian, diangkutan umum pake headset sambil denger lagu jepang, sekarang udah ada teman yang datang bersama juga ke event. Teman-teman dari IOC. Dari “grup rombongan”. Senangnya~‎

Tidak terasa sudah dua tahun yah.. Aku terkadang sampai lupa, bahwa kita sudah besar. Sudah bukan komunitas kecil yang masih merangkak. Beberapa cosplayer kami tampil di panggung Clas:h dengan hijab cosplay-nya. Panggung impian hampir semua cosplayer yang hadir.
Dulu aku selalu berharap suatu saat orang-orang akan mulai menerima IOC dan mengakuinya. Kemarin di ennichisai kami sudah membuktikannya. Terima kasih tim cosplay dari IOC UIN. Terima kasih sudah membantu mewujudkan salah satu mimpiku. target kita selanjutnya adalah International Cosplay Grand-prix di Cosplay Summit Nagoya. Tanamkan ini di kepala kalian semua. Selanjutnya kita akan Tampil di Nagoya! Hahaha .
Aku mulai sadar bahwa IOC sudah besar adalah ketika banyak member yang tidak aku hafal namanya. Ini masalahku sih haha jadi jangan baper ya jika aku lupa atau bertanya lagi siapa nama kalian. Kalian hanya perlu menghafal satu kata untuk memanggilku, “kaichou”. Tapi aku harus menghafal ratusan nama member :v jadi mohon dimengerti yaa. Aku sedang proses menghafal semuanya kok.‎

Ada hal yang menarik kemarin, mungkin ada beberapa dari kalian yang tidak memperhatikan. Jika kalian lihat, Co.kaichou kalian, Jek. Sejak datang ke ennichisai, dia tidak kemana-mana. Tidak turun untuk menikmati festivalnya. Dia hanya duduk seharian menjaga barang-barang kalian dan dagangan IOC merchandizer.
Kalian tahu apa alasannya? , alasannya sederhana bagi dia melihat member senang di IOC itu sudah festival paling membahagiakan baginya.

Maksudku, terkadang ada beberapa member yang mengeluhkan, kami jarang memperhatikan member. Kami tidak mengurusi project ini, malah fokus ke project itu saja. ‎
Mungkin dengan melihat sikap jek ini, sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian.

Setengah dari hidup kami, kami dedikasikan untuk IOC. Bahkan terkadang sampai lupa dengan kehidupan nyata kami. ‎
Percayalah, senpai-senpai kalian selalu berusaha mengawal dan memperhatikan setiap perkembangan kalian di IOC. Kami tahu setiap detil perkembangan kalian, perasaan kalian, masalah kalian, dan segala curhatan kalian. Hanya saja perasaan ini tidak bisa kami ungkapkan begitu saja. Kami hanya bisa mengungkapkan dengan selalu datang menemani atau sekedar menghadiri acara-acara kecil yang kalian buat. Ulang tahun kah, wisudah kah, pernikahan kah. Tapi kami juga minta maaf, meski selalu berusaha untuk hadir beramai-ramai tapi hanya satu atau dua perwakilan kami yang datang.
Semoga kalian mau memaafkan ketidak mampuan kami ini.

Lalu yang menariknya lagi adalah kemarin kita menikmati festival dengan salah satu kapten chapter yang datang dari jauh. Kapten chapter IOC Jogja-jateng. Aku mohon maaf karena meski ada banyak hal yang ingin diomongin tapi tetap saja sulit. ‎Mohon maaf jika ada pelayanan kami yang tidak menyenangkan~
Dia ini datang, semua orang memanggil dan mengenalnya, tapi aku yakin dia pasti sangat amat bingung dan berpikir “aduh ini siapa ya?” sepanjang event hahaha
Tidak masalah, selama kalian bisa nyaman di ioc.

Terakhir, buat kalian para member yang baru bergabung. Selamat datang di keluarga baru kalian ini. Semoga kalian bisa betah dan berkembang di IOC. Sebenarnya aku tidak menuntut kalian untuk buat projek ini itu. Asalkan kalian nyaman di rumah ini, itu sudah lebih dari cukup kok 🙂
Selamat datangIMG-20160518-WA003~

-Kaichou kalian yang menyebalkan‎

(gambarnya Arta yang Edit, saya cuma ngambil aja)

Rinai Rindu Diambang Senja

ان كنت اشتاقا، فها انا ذا
لان عاوقنا المكان، فقابلتك بين دخان حلما
ان كنت ليلا، فوجدتني موقظا. انتظارا لك
لان الشمس ليست معها طاقة لتسخن قلبي
فهربت عنها

لودت أن اقابلك، لكن ما رأيتك إلا ضحكك
فاقوم بين يديك بالسوءال عن صحكك
ثم تقولين “اني فرحت لما اراك”
و أقول بحزين، “أن كنت مشتاقا، هل من الممكن أن نلتقي؟ ”
فالاجابة هي الركون بيننا
حتى إذ بللت قلبي بالدموع،‏
سوف ابقى هنا انتظارا لك
لو مضت ايام، والله ماوجدتني إلا مازلت في الوقوف والركون انتظارا لك، يا ملكة النيل‏

By.Mahmuda Rizaldi

Karena EYD saya buruk, jadi mending sekalian ngga usah pake. Hahaha
Ceritanya ini puisi galau curhat gitu.

Dongeng Tentang Negeri Bernama Syam?

Ceritakanlah kepadaku wahai sahabat..
Apa itu Suriah?
Karena aku tidak bisa membaca apapun dan melihat apapun kecuali engkau..

Ceritakanlah kepadaku tentang Suriah..
Tentang negeri yang dijanjikan dalam riwayat sebagai bumi para Nabi dan Rasul.. bahwa dia adalah satu-satunya tempat dimana nabi Isa akan kembali ke bumi.

Ceritakanlah kepadaku tentang Syam..‎
Bagaimana caranya suara merpati bisa bersenandung, bersanding dengan suara meriam disana?
Ceritakanlah, bagaimana caranya agar aku bisa membedakan antara  nyanyian burung dan desing peluru sedang mereka bersamaan terbang dilangit Suriah‎

Ceritakanlah kepadaku wahai para Ahli ibadah..
Apakah sudah sebanding doa yang kau panjatkan kepada Allah untuk kesuksesan dan kekayaanmu dengan doa untuk kematian serta kemenengan mereka yang di Suriah?
Kalian berkata “jihad adalah nikmat yang Allah berikan kepada suriah agar mudah mendapatkan syahid”, benarkah? Apa kau yakin? Jika memang begitu kenapa kau tidak berdoa saja agar negerimu diberi “nikmat” seperti  Suriah?
Demi Allah yang dalam genggaman-Nya jiwa-jiwa kita, mereka bahkan sulit membedakan musibah dan muhibbah.

Kenapa diam saja? Apa karena ini tentang suriah? Negeri yang bukan palestina. Karena jika itu tentang palestina, kita pasti mempunyai 1001 cerita kemenangan, dan kisah heroik tentangnya yang sering kita ceritakan di kajian-kajian pekanan kita. ‎
Tapi kenapa tidak jika tentang suriah? Padahal mereka berada disatu wilayah yang sama. Syam yang mulia.
Jika itu tentang palestina kita mampu mengumpulkan ribuan orang serta turun kejalan untuk berteriak dan membelanya.‎
Tapi mengapa jika itu tentang Suriah, muslim diam, negara-negara islam diam, mereka melangkah. Hanya mereka dengan Allah dan para malaikat-Nya.‎

Kalau begitu ceritakanlah kepadaku tentang Yordania wahai para Huffadz al-qur’an, keluarga Allah‎.
Negeri yang paling maju diantara negeri syam lainnya. Semua pemuda muslim ingin melanjutkan pendidikannya disana.
Namun berapa orang yang mau pergi ke suriah? “Kau gila? Suriah adalah zona merah. Kau akan mati jika pergi kesana”
Padahal Kematian itu ada di tangan Allah, tapi mengapa kaum muslim begitu pengecutnya jika sudah berbicara tentang “negeri jihad”. Semua orang seakan tiba-tiba menjadi amnesia dan lupa apa yang Allah katakan bahwa “sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara”.

Ceritakanlah kepadaku tentang Lebanon.. Negeri yang bersebelahan dengan Palestina. Apakah kita punya kisah tentangnya? Bagaimana bukit golan menjadi rebutan tiga jenis pasukan. Muslim, syi’ah, dan zionis.
Aah…Sepertinya tidak, kita terlalu sibuk tentang kasus pemerkosaan, pilgub DKI, dan reklamasi pulau seribu.

Jika tidak, bisakah ceritakan kepadaku tentang Aleppo, Ghuutah, atau Iidlib?
Ternyata sulit juga yah. Karena nama-nama kota ini terkenal baru-baru ini setelah melihat teman-teman muslim kita di facebook dan twitter ramai membicarakan suriah dan menggunakan foto profil Merah dengan hastag #AleppoIsBurning. Padahal tiga kota ini sudah dibombardir dalam 10 tahun terakhir. ‎Entah terlambat tahu, atau memang tidak mau mencari tahu tentangnya. Entahlah, mungkin karena Suriah bukanlah palestina.

Jika tidak ada yang bisa kita ceritakan tentangnya, lantas surga macam apa yang kita harapkan?
“Mati dijalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi”, menjadi terdengar lucu dan seperti mimpi kosong.
Kita bermimpi tentang kembalinya kejayaan islam, tapi hanya mendirikan dua rakaat ikhlas dan mengangkat tangan seraya berdoa untuk suriah terasa sangat berat.

Sampai kapan? Mungkin setelah Allah menjadikan indonesia seperti suriah, barulah kita sadar bahwa cerita tentang negeri syam bukanlah dongeng dari kisah 1001 malam.‎

Sebuah Akhir Dari Permulaan

Langit sore itu sudah sejak tadi tampak kelabu. Entah karena memang sedang musim hujan, atau kah memang sudah saatnya sang matahari kembali ke peraduan. Hujan gerimis menitik menjelma menjadi keraguan dan perasaan tidak tenang yang sedari tadi aku rasakan. Melody sonata moolight Bethoven seakan mengiringi langkahku. Aku teringat, sonata moonlight adalah salah satu lagu favorit Revan yang sering ia dengarkan.
Sesaat ingatanku kembali dimasa kami masih bersama. “hey Diba. Coba kesini. Dengerin deh.. ada lagu bagus nih. Aku suka banget. Lagunya bethoven. Katanya lagu ini dibuat setelah kematian kekasihnya. Untuk mengunci memoar tentang kekasihnya yang sudah mati, dia menciptakan lagu ini di bawah sinar purnama.”

Tibalah di rumah Mama. Yang sedari tadi telah menungguku di depan pintu dengan wajah serius namun ia berusaha agar tetap tersenyum menyambutku. Hujan sore ini semakin bertambah derasnya. “Gimana kabarmu nak? Sehat? Kok cemberut gitu sih anak Mama.” mama masih berusaha menyembunyikan apa yang aku pun sudah tahu tentangnya.

“Ma.. aku mau cerita. Tapi Mama jangan bilang-bilang ke siapapun yang mama kenal. Soalnya ini akan membahayakan setiap orang yang tahu tentang ini..”  ujar Diba perlahan ingin menjelaskan semua tentang Revan. Mama sedari tadi hanya diam seakan bingung dan ketakutan. “Ma.. kenapa ma? Kok wajah Mama aneh gitu sih ngga kayak biasanya.”
“Ahh, ngga apa-apa. Ayo masuk..”
ujar Mama yang tidak menjawab kebingunganku malah semakin membuatnya menjadi-jadi.
Sejak menapaki tangga perasaanku sudah tidak karu-karuan karena Mama seperti bukanlah Mama yang biasa aku kenal. Sepanjang langkah menuju ke pintu rumah Mama bercerita banyak hal. Namun anehnya aku tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan. Ia berbicara tentang orang-orang yang tidak pernah aku dengar namanya. “Mama dari tadi ngomong apa deh Ma?” tanyaku mulai ragu dan ketakutan. Tidak ada yang lebih menyeramkan dari wajahnya yang saat ini kulihat. Tatapannya kosong melihat ke depan sembari menyeringai bagai orang yang baru dicabut akalnya. Langit sore yang mulai gelap sedari tadi semakin menambah kengerian suasana di selasar rumah saat itu. Hujan semakin deras seperti sengaja mencegahku agar tak bisa lagi keluar rumah. “selamat datang kembali anakku.” Mama berucap tanpa melihat ke arahku. Dia terus menatap ke depan dengan tatapan kosong dan mulai meracau hal-hal aneh seperti orang kerasukan. “matahari kelam hitam pernah menjelma sang malaikat pencabut nyawa.” terus mengulang kalimat yang sama seperti robot rusak atau lebih tepatnya orang kerasukan. Lalu tiba-tiba dia terdiam dan melihat kearahku kemudian berteriak, jeritan memekakkan telinga. Histeris seperti orang gila sambil mengarahkan telunjuknya ke arahku. Aku yang terkejut bukan kepalang mulai mengambil inisiatif langkah seribu untuk menjauhinya masuk kedalam rumah yang belum dinyalakan listriknya. Diriku benar-benar diselimuti ketakutan yang teramat saat itu sangat mulai menangis. Aku tidak pernah menangis selain karena bersedih. Dan kali ini untuk pertama kalinya aku menangis karena ketakutan. “Apa yang terjadi..” aku bertanya kepada diriku sendiri yang sedang menangis. Belum lagi ketakutan akan tingkah laku Mama barusan hilang, aku kembali dikejutkan dengan kehadiran orang yang seharusnya tidak mungkin hadir disini. “Adiba.. kenapa pulak kau menangis. Sini-sini cerita sama abang Togar.”  mataku terbelalak dan tidak percaya dengan apa yang ada di depan . Aku tak sanggup berpikir karena ketakutan dan kebingungan lalu mulai berlari menjauh dari orang yang seharusnya sudah dikubur seminggu yang lalu ini. Aku yakin dia bukan hantu karena aku bukanlah orang yang percaya akan hal-hal seperti itu. Namun hal yang kulihat tadi adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena aku sendiri yang menyaksikan dia dimakamkan dihari pemakamannya. Aku terus berlari di dalam kegelapan rumah dan derasnya hujan menutupi suara langkah kakiku. Aku menuju ruang tengah berharap bisa bertemu pak Marno yang menjadi tukang kebun dirumah. Dan dewi fortuna berpihak kepadaku. Aku melihat pak Marno sedang di ruang tengah membersihkan sesuatu di atas meja. “pak Marno. Tolong pak.. Mama.. ” dalam tangis dan ketakutan aku mencoba menjelaskan ke pak Marno tentang apa yang terjadi tadi. “Nyonya kenapa neng..coba pelan-pelan jelasinnya. Saya jadi bingung nih.” ujar pak Marno dengan tenang. Belum lagi aku melanjutkan pembicaraanku dengan pak Marno, tiba-tiba listrik di rumah mulai hidup. Dan ruang tengah menjadi terang. Lalu satu persatu orang yang dekat denganku mulai datang dan mengelilingiku. Mama, bang Togar, pak Marno, pak RT, semuanya berkumpul dan tersenyum kearahku. “selamat datang kembali Adiba.. akhirnya setelah sekian lama kamu dirawat di rumah sakit jiwa,kamu pulang juga. Kita sangat senang dengan kepulanganmu ini loh..”  ujar Mama sambil tersenyum hangat. “iya nak Diba. Tadi baru saja Mama kamu menelpon bapak. Katanya kamu sudah pulang. Bapak sangat bersyukur.” tambah pak RT yang datang dengan membawa sebuah bingkisan. Aku yang sedari tadi ketakutan dan bingung mulai kehilangan akal. Bagaimana tidak, tiba-tiba semua orang mengatakan aku dari rumah sakit jiwa. Lalu mendengar kata rumah sakit jiwa, aku teringat seseorang yang seharusnya menjadi alasanku datang kesini. Revan! . Dimana dia sekarang, aku tidak tahu yang pasti aku kesini untuk membicarakan tentang Revan kepada Mama. “Ma.. Revan ma. Revan menjadi tersangka pembunuhan lagi. Tadi diberitain di TV. Dia masuk penjara tapi berhasil kabur dengan membunuh sipir-sipir yang menjaganya.”  sesaat semua terdiam dan saling menatap satu sama lain dengan tatapan sedih. “Diba.. kamu harus sadar. Suamimu itu sudah meninggal dua tahun lalu. Sebulan setelah kalian bercerai. Mama tahu kamu sangat terpukul dengan kejadian itu. Kamu mulai melakukan hal-hal aneh dan menganggap Revan masih hidup. Bang Togar yang selalu ngasih laporan ke Mama tentang keadaanmu ditempat kerja. Katanya baru-baru ini kamu yang seharusnya di rumah sakit malah tiba-tiba datang ke kantor dan bilang bahwa Revan masih hidup dan akan launching buku barunya. Kamu memaksa bang Togar agar mengizinkanmu menemui Revan dan mewawancarainya. Hari itu juga bang Togar langsung menelpon Mama dan menceritakan semuanya.”  Aku pun teringat, terakhir kali aku bertemu Revan dikantor memang saat itu bang Togar sedang menelpon tapi aku tidak tahu siapa yang sedang ditelpon oleh bang Togar. Yang sesaat setelah aku meminta Revan untuk tidak membunuh bang Togar, kesadaranku hilang. Dan setelah tersadar aku mendengar kabar bahwa bang Togar telah meninggal dalam keadaan tak wajar. Seluruh puzzle mulai saling melengkapi satu per satu. “iya Diba. Karena abang kasihan, abang izinkan lah kau untuk pergi menemui si Revan di kafe itu. Padahal semua orang di kafe tahu kalau kamu disana sendirian. Bicara sendirian, berteriak-teriak sendirian. Aduuh macam mana pula kau ini. Kalau masih sakit janganlah kau keluar rumah sakit sembarangan.” 
Perkataan bang Togar sesaat membuatku tersadar. Ada yang aneh dengan cerita orang-orang ini. Aku Adiba. Dan aku tidak gila!
Karena takut dan bingung dengan semua cerita mereka akupun mengambil handphone ku lalu ingin menelpon polisi. Aku memencet nomor polisi daerah setempat ingin meminta bantuan. “halo pak. Saya.. saya adiba..tolong saya pak.”  tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara yang terdengar dari handphone ku. “halo Diba.. ini aku Revan.. bagaimana keadaan rumahmu saat ini sayang? Apa kau terkejut dengan apa yang kau alami di rumah saat ini? Hahaha.”  Aku melihat kembali ke arah orang-orang di dalam rumah. Mereka menyeringai ke arahku. Seakan tidak terjadi apa-apa. “apa yang kau inginkan Revan? Aku mohon. Jangan ganggu aku lagi. Cukup. Aku sudah lelah dengan semua ini.” tangis ku pun mulai pecah beriring dengan suara hujan yang tiada henti-hentinya membasahi pekalangan rumah di sore yang gelap itu. 

“cukup? Lelah katamu? . Hey sayang, aku baru saja keluar dari penjara. Aku masih ingin bermain denganmu sayang. Lihatlah ke dalam rumah.”  aku penasaran dan mulai berjalan ke dalam rumah tempat orang-orang tadi berkumpul. “permainan baru saja dimulai Adiba sayangku.” telpon ditutup dengan perkataan yang aku tahu benar ini adalah pertanda bahaya. “Mama..”   Aku berlari menghampiri mereka, namum sudah terlambat. Pemandangan mengerikan yang kulihat tidak bisa menahanku dari tangis dan kesedihan yang teramat sangat. Mama telah tergantung di atas balkon dengan lidah menjulur tanda dia telah mati tercekik seutas tali panjang yang ia pasang sendiri di lehernya. Bang Togar dan pak RT hanya terdiam melihat aku menangis meratapi mayat Mama yang sudah membiru dan kaku tergantung di atas balkon. Lalu tiba-tiba handphone ku bergetar. Sebuah pesan masuk dari pengirim yang sudah bisa aku tebak siapa. “Aku mencintaimu Adiba. Aku akan selalu mencintaimu sayang.” pesan yang kubaca seakan telah mengubah hari-hariku ke depan. Dengan pikiran kosong, aku pun menaiki tangga dan membawa seutas tali yang aku ambil dari dekat lemari di ruang tengah. Aku mulai melilitkannya ke leherku dan menyambungkannya ke kayu di dekat tangga lantai dua. Dengan pikiran kosong aku mulai bergumam “Revan, maafkan aku..”

________________________

Hai, Tulisan ini adalah bagian dari Story Blog Tour 2 dari OWOP 1. Saya, Mahmuda Rizaldi , mengemban tugas menuntaskan episode ke 18 dalam rangkaian kisah ini. Sekaligus menjadi penutup untuk Story Blog Tour kali ini.
Silakan dibaca juga episode pertama sampai kelima 17 dan cek tautan di bawah ini untuk membaca kisah lengkapnya.
Ep 1, Ketika Diba Kembali by Tutut Laraswati
Ep 2, Penarik Kerah Baju by Rifdatun Nafi’ah
Ep 3, Revan Rivantyo by Apriastiana Dian F
Ep 4, Aku Masih Mencintaimu by Helmi Yani
Ep 6, Penyakit Sialan by Dara Mustika Pratami S
Ep 7, Perbuatan Angin Malam by M. Fauzan Azhima
Ep 8, Slide Masa Lalu by Lilis Nurmalasari
Ep 9, Tiba-Tiba Diba by Satria Wannamba Putra
Ep 10, Memori yang Kembali by Nadhira Arini
Ep 11, Mesin Waktu Revan by Essenza Bachreisy
Ep 12, Cinta Tak Begini, by Afatsa
Ep 13, Revan Sang Pembegal AlFikri Fauzi
Ep 14  Nada Air Mata Adiba by Deni Firman S
Ep 15 Final Escape by Doddy Rakhmat
Ep 16 http://debytheresia.blogspot.co.id/2016/01/hidden-paradise.html?m=1 by Deby Theresia

 

Love, Dark, Chocholate

Sejauh mata memandang, hanya hilir mudik mobil yang melintasi jalan di depan kafe tempatku sore ini menunggu. Menunggu saatnya rintik hujan turun, ataukah gelegar gemuruh yang angkuh memecah peluh. Sore ini aku menunggu sesuatu yang bahkan aku tidak memiliki alasan untuk apa aku menunggunya.

Suara angin yang membawa aroma khas saat mendung. Aku yakin kalian pun tahu, aroma saat dimana hujan yang akan turun. Aroma khas yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang merasakan rindu.

Di sudut cafe, sendirian hanya ditemani secangkir Hot chocolate yang kebulan asapnya seakan membentuk wajahnya. Sudah dua jam berlalu aku menunggunya. Rasanya ingin segera beranjak dari sini dengan perasaan yang tidak keruan. Tahukah kalian siapa yang aku tunggu?

Saat ini waktu menunjukkan pukul 16.20, seakan berdetak sembari berbicara padaku “Pulanglah… untuk apa kau melakukan ini semua? Kau hanya akan merugikan banyak orang. Terlebih lagi banyak yang akan sedih jika kau melakukan ini.”

Dengan membawa tas merek Boss berwarna merah marun dan berisi perlengkapan make up serta seperangkat alat elektronik berbentuk jam digital yang kubawa di dalam tas. Orang-orang melihatku aneh karena tidak normal seorang pria membawa tas dan bergaya Style wanita. Tapi siapa peduli dengan cibiran orang. Aku sudah terlatih dan terbiasa dihujat sejak masih dibangku sekolah dulu.

“Ahh.. sebentar lagi waktunya tiba,” gumamku saat melihat jam tangan yang aku kenakan. Hati berdebar, bercampur antara ketakutan dan kelegaan.

Cinta adalah hal manis yang membutakan, entah mengapa Tuhan menciptakannya seperti itu. Bagi beberapa orang yang religius, mereka beranggapan bahwa di situlah indahnya cinta karena tidak bisa ditebak. Mungkin terlihat indah bagi kalian, tapi tidak bagiku yang mencintai sesama jenis. Kami tidak bisa menolaknya, tapi kalian yang normal pun tidak bisa menerima bahwa kami tidak bisa menolaknya. Iya, ‘kan?

Maka hari ini ingin kutuntaskan semua, aku akan mengambil risiko untuk mencintainya. Meski aku tahu ini salah, namun aku tetap akan mempertahankan cinta ini. Meski tak harus di dunia ini. Mungkin surga-Nya kelak, kita akan saling mencinta.

***

Sore ini telah terjadi ledakan yang diduga pemicunya adalah sebuah bom di sebuah cafe dijalan Braga Kota Bandung. Ledakkan yang menghancurkan seluruh bangunan kafe namun tidak memakan korban jiwa. Hanya seorang pria yang diduga sebagai pelaku yang juga menjadi korban pada peristiwa nahas tersebut. Menurut data dan informasi dari pemilik kafe, pria ini telah menyewa seluruh kafe dan meminta kepada manager kafe tersebut agar memulangkan semua karyawannya sebelum melakukan aksinya.
Sekian berita yang bisa saya sampaikan dari tempat kejadian perkara langsung. Saya kembalikan ke studio.

***

Cinta bagaikan cokelat, apa pun namanya, dark atau white chocolate. Tetap saja rasanya manis. Tidak akan pernah berubah meski orang-orang mencoba mendeskripsikannya dengan berbagai macam sifat negatif, namun semua itu hanyalah opini yang subjektif. Faktanya adalah cinta itu manis, semanis coklat. Entah itu berwarna putih ataupun hitam.

——————————-

Ini adalah challenge dari IOCWP yaitu menulis dengan tema “cokelat”. Ga tau ini nyambung apa engga Haha
Bukan berarti saya mendukung LGBT ya, cuma pas nulis lagi dengar lagu kinjirareta futari aja.

Srikandi Yang Dicari

Ketika mata menggenggam binarnya.

Jelita menghasut setiap jiwa yang mencoba menatap teduh biasan surga di dalamnya

Bagai bintang yang menyinari sang malam, menutupi kabut gelap yang telah mengalihkan mata-mata hati para penghuni bumi

Menjelma dari sosok dewi menjadi malaikat yang telah menjadikan mata dan pandangannya sebagai mahar untuk meminang cinta Tuhan-Nya

Gairah cinta terhadap dunia menjadikan para kaum hawa terlena dengan kecantikan wajah dan kelebihan yang tersemai pada diri mereka, sedang kesucian hati berbanding terbalik dengan bersihnya wajah-wajah hasil perwatan kecantikannya. seakan berpaling akan nikmat yang Allah beri. berapa banyak wanita di dunia ini yang ketika bercermin dan melihat dirinya ataupun dipuji atas kecantikan atau kelebihannya, malah mengucap kalimat istighfaar lantas memohon ampun atas nikmat Allah agar kelak tidak menjadi penuntut dia untuk terjun kedalam neraka?

Fitrah seorang wanita adalah ingin disanjung dan diperhatikan. itu adalah hal lumrah yang Allah titipkan kepada diri setiap wanita. namun pernahkah kalian bertanya mengapa Allah menitipkan perasaan seperti itu namun disatu sisi kalian dituntut untuk tetap menjaga ‘iffah dan kemuliaan kalian?

Kali ini saya akan bercerita tentang sosok wanita yang dengan akhlaknya mampu menggoncang ‘arsy. sifat dan perangainya sangat amat pantas menjadi panutan bagi kaum hawa, bagaimana caranya kalian tetap mempertahankan nikmat yang Allah titipkan sekaligus menjalani fitrah sebagai seorang wanita.

Zinnirah adalah namanya…

Menyemai julukan Srikandi bukanlah sebuah bualan karena memang karakteristik dirinya meggambarkan tentang itu semua. mungkin salah satu dari sedikit wanita yang bisa menyamai keagungannya. wanita cantik berkebangsaan Roma yang hidup dizaman Rasulullah namun islam belum futuh atau tersebar kala itu. dia  termasuk diantara golongan wanita yang memeluk islam sejak awal.

Dan sebagaimana kita tahu bahwa masa-masa sebelum islam tersebar dan daulah islam madinah muncul, kaum muslimin merasakan siksaan yang benar-benar  pedih. tak terkecuali Zinnirah. karena sejak awal dia hanyalah tawanan perang dan ketika  dibawa ke makkah pun dia hanya berstatus sebagai seorang budak dan yang diperjual belikan. kemudian ‘Umar bin khattab yang membelinya. sayangnya kala ini ‘Umar belum lah menjadi seorang muslim.

Mendapat siksaan oleh tuannya karena suatu hari tuannya mendapatinya sedang beribadah kepada Allah swt. dia ditampar berkali-kali oleh seorang umar yang kita semua tahu bahwa umar adalah salah satu dari pria terkuat di suku quraisy. dalam beberapa riwayat mengatakan bahwa Umar apabila menaiki kuda, maka telapak kakinya menyentuh tanah. dan Umar adalah orang yang paling bengis dan paling sadis siksaannya terhadap kaum muslim sebelum dia ber-islam.  kita bisa bayangkan betapa besar dan kuatnya makhluk ini.

Dan puncak dari siksaannya adalah ketika kedua mata cantiknya harus hilang karena tertusuk besi tajam . dunia menjadi gelap seketika, mata birunya yang menjadi kebanggaannya sebagai seorang keturunan bangsa Romawi harus direlakannya. tapi yang sangat amat mengeyuh hati adalah perkataan setelah mata cantiknya ditusuk dengan besi tajam. dia bermunajat kepada Allah dengan mengatakan .

“Ya Allah, aku telah membeli surgamu dengan kedua mataku ini. terimalah . Aku berdoa kepadamu agar orang yang menzhalimiku Engkau berikan hidayah kepadanya”

Dan inilah titik balik seorang Umar, doa zinnirah benar-benar dikabulkan. orang yang menyiksanya kelak akan menjadi salah satu dari Khulafaa Ar-rasyidin.

***

Ini adalah hari jum’at, Tulisan ini adalah refleksi untuk kaum wanita. karena saya selalu heran dengan wanita-wanita muslimah yang sangat amat sering menampilkan fotonya di sosial media. entah untuk kepuasan batin atau kalian tidak sadar jika kalian sedang bermain dengan api. bukan apa-apa, hanya saja kalian tidak tahu betapa bahayanya alam pikiran laki-laki yang terlintas ketika melihat paras cantik seorang wanita.

Dengan beranggapan bahwa “gue cantik” karena sering mendapat pujian dari orang lain lalu dengan itu sering membuat kalian merasa bangga jika ada yang menyukai foto yang kalian upload. 

Hakikatnya seluruh tubuh wanita adalah aurat. tanpa terkecuali. wajah dan telapak tangan adalah aurat yang bisa terlihat oleh orang-orang terdekatmu. namun jika itu adalah untuk konsumsi publik maka aurat wanita adalah seluruh tubuhnya. pernahkah kalian berpikir, mengapa ketika Aisyah meriwayatkan hadits tentang aurat adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, disisi lain kaum muslimah pada zamannya diperintahkan untuk ketika berinteraksi dengan halayak ramai maka harus menggunakan hijab atau kain penghalang agar tak terliat satu sama lain? itu semata-mata untuk menjelaskan bahwa meski aurat yang bisa terlihat adalah wajah dan telapak tangan, tapi kalian harus tetap menjaga kemuliaan kalian dengan tidak semudah itu memperlihatkan wajah-wajah cantik kalian kepada orang-orang yang bukan “asing”.

Asal kalian tahu, yang mendominasi neraka kelak adalah kaum wanita. apa alasannya? silakan dipikirkan sendiri dengan berkaca dari tulisan ini .

Semoga bermanfaat.

Rindu Dendam

Jika aku hitam.. Kau angin..
Berapa kali kau hembuskan irama tanpa instrumen itu untuk mendekap sang malam dari terangnya purnama..

Aku mati … Kau cahaya..
Aku putih… Kau kasih ..

Berapa kali kau bertanya bagaimana caraku menghadapi kematian?
Padahal sejak awal kau sudah sangat tahu bahwa aku bahkan tidak pernah hidup…
Tidak untuk memilikimu..

Aku racun … Kau terang …
Aku dingin … Kau letih …
Aku hampa … Kau cinta …

Mengapa dalam setiap rinai hujan tetesannya selalu membawamu pergi jauh dari ingatanku..bukankah itu menyalahi kodratmu wahai hujan..

Aku bayangan … Kau ada …
Aku jingga … Kau mawar …
Aku rindu … Kau tidak …